Minggu, 19 Juni 2016

KEUANGAN DALAM BISNIS

KEUANGAN DALAM BISNIS

Sistem keuangan merupakan suatu rancangan yang paling penting sekarang ini. Suatu usaha akan berjalan dengan baik bila system keuangan dan akuntansinya lancer, tepat dan tertata dengan rapih. 
Begitu juga ketika kita akan memulai usaha atau bisnis, melakukan perencanaan sistem keuangan yang baik akan memberikan dampak yang sangat besar ketika bisnis tersebut sudah berjalan dan seiring berjalannya usaha atau bisnis kita maka akan terlihat pula apakah system keuangan yang telah kita persiapkan tersebut memang sudah baik atau belum. Lebih gamblangnya lagi, bagus tidaknya system keuangan kita akan terlihat dari bagus tidaknya cash flow bisnis yang kita jalani
Manajemen keuangan adalah keseluruhan aktivitas yang bersangkutan dengan usaha untuk mendapatkan dana dan menggunakan dana tersebut. Apabila kita lihat dari fungsinya, manajemen keuangan adalah suatu cara bagaimana mendapatkan dana dan menggunakan dana dengan efektif dan efisien agar mencapai tujuan yang telah ditetapkan.  Fungsi manajemen keuangan dapat dibagi menjadi 2 yaitu untuk mengatur panggunaan dana ( investasi ) dan untuk mengatur pemenuhan kebutuhan dana ( pendanaan )
Fungsi pengaturan penggunaan dana, meliputi perencanaan dan pengendalian dalam penggunaan harta, baik harta lancer maupun tetap. Meminimalisir penggunaan dana secara langsung akan menentukan besar kecilnya tingka keuntungan yang dihasilkan dari penggunaan dana atau dari hasil investasi tersebut. Sedangkan untuk pemenuhan kebutuhan dana (pendanaan), sangatlah penting apabila untuk mendapatkan dana yang diperlukan dengan biaya yang minimal dan syarat – syarat yang menguntungkan dan tentu saja, hasil dari pendanaan yang didapat tersebut harus digunakan secara efisien.
Segala pendanaan yang telah didapatkan tersebut pada nantinya akan menentukan besar kecil modal perusahaan untuk memulai bisnis. Modal itu sendiri terbagi menjadi 2 yaitu Modal Aktif dan Modal Pasif. 
1. Modal Aktif merupakan kegitana penggunaan dana  atau kekayaan untuk  menginvestasikan dana pada berbagai aktiva, baik aktiva lancer maupun tetap. Modal aktif dibagi menjadi 2 yaitu Modal aktif lancer dan modal aktif tetap. 
Modal aktiva lancar yaitu aktiva yang habis dalam satu kali perputaran dalam proses produksi, dan proses perputarannya adalah dalam jangka waktu yang pendek ( umumnya kurang dari satu tahun ). 
Modal aktiva tetap yaitu aktiva yang tahan lama yang tidak habis ( contohnya tanah, yang diatasnya didirikan bangunan pabrik ) atau yang secara berangsur – angsur habis ( contohnya bangunan – bangunan pabrik, kendaraan – kendaraan, perlengkapan – perlengkapan, dan lain – lain) turut serta dalam proses produksi. 
2. Sedangkan modal pasif merupakankegiatan untuk mendapatkan sumber dana, baik sumber dana internal maupun eksternal perusahaan.
Pentingnya Persiapan Pendanaan
Mempersiapkan pendanaan juga harus dilakukan secara matang karena ini akan mempengaruhi cashflow bisnis baru kita untuk kedepannya. Beberapa point yang perlu kita perhatikan adalah :
1. Tentukan lamanya Break Event Point ( BEP )
Ketika kita baru memulai bisnis, tentu saja dalam neraca keuangan kita tidak akan menunjukan adanya keuntungan yang kita hasilkan karena besarnya modal yang harus kita keluarkan untuk memulai bisnis. Oleh karena itu, kita harus menargetkan berapa lamakah bisnis kita ini kan mencapai break event point atau balik modal.
2. Tentukan target penjualan
Menentukan target penjualan, khusunya 3 bulan pertama, berguna agar kita dapat memprediksi dan memperhitungkan besarnya biaya operasional yang harus kita tanggung pada awal bisnis berjalan hingga penjualan tersebut dapat menutup biaya operasional bisnis bahkan menghasilkan keuntungan.
3. Tentukan besarnya dana untuk modal
Selanjutnya, ketika kita telah menentukan target penjualan, yang perlu kita lakukan adalah memperhitungkan dana yang kita miliki untuk menutup biaya – biaya operasional yang harus ditanggung oleh bisnis kita selama bisnis kita belum mencapai break event point. Bisnis yang baru tentu tidak akan langsung menghasilkan penjualan dan keuntungan yang bisa menutup biaya operasional bisnis, oleh karena itu sangatlah penting kita mempersiapkan dana operasional bisnis kita selama penjualan kita belum bisa menutup biaya yang ada.
Tidak jarang, pebisnis yang baru saja memulai bisnisnya menemui kegagalan, berikut beberapa penyebab kegagalan usaha yang berkatian dengan pengaturan keuangan bisnis adalah  :
1. Menghabiskan terlalu banyak modal.
Seperti sudah disinggung pada awal pembicaraan, bahwa penggunaan modal sebaiknya dilakukan seefisien mungkin. Selama tahap awal pengembangan bisnis, kita akan cenderung dipenuhi dengan modal. Lakukan filterisasi dan buat prioritas dan hindari kesalahan biaya mahal yang tidak perlu. Perencanaan keuangan yang buruk, kesalahan manajemen dana atau pengeluaran anggaran adalah penyebab umum kegagalan bisnis
2. Tidak membelanjakan uang dengan bijaksana.
Hal pertama yang perlu kita ketahui dalam peraturan utamanya usaha adalah uang melahirkan uang. Adakalanya Anda menghabiskan uang untuk menghasilkan uang dengan kata lain kita melakukan investasi dengan mengeluarkan dana yang besar untuk mendapatkan dana atau uang yang sekian kalil lipat lebih besar dari investasi.  Misalnya, untuk mendapatkan nasihat pemasaran ( bila kita belum banyak memiliki pengalaman dalam dunia praktisi pemasaran) , kita harus menyewa atau menemui ahli strategi pemasaran atau mengikuti seminar atau workshop pemasaran. 

Sebagai latihan awal bagi seseorang yang ingin memulai membuka usaha dan memulai bisnis adalah dengan cara memulai mengatur keuangan keuangan pribadi. Kuncinya adalah bagaimana komitmen kita mendisiplinkan diri untuk membuat laporan keuangan pribadi dan mengatur keuangan pribadi kita. Apabila hal ini sudah terbentuk, tentu akan membuat lebih mudah untuk kita ketika akan kita terapkan dalam dunia bisnis. 

SUMBER : PENGUSAHAMUSLIM.COM

HRD

HRD adalah singkatan dari Human Resources Development. Dalam ilmu terapannya, HRD biasa disebut sebagai “Personalia” atau “Kepegawaian”.  HRD dalam manajemen juga biasa disebut dengan “Human Capitol” atau “Human Resources Management”.

Arti lain dari Human Resources Development (Sumber Daya Manusia/SDM) adalah suatu proses menangani berbagai masalah pada ruang lingkup karyawan, pegawai, buruh, manajer dan tenaga kerja lainnya untuk dapat menunjang aktifitas organisasi atau perusahaan demi mencapai tujuan yang telah ditentukan. Bagian atau unit yang biasanya mengurusi sdm adalah departemen sumber daya manusia. Manajemen sumber daya manusia juga dapat diartikan sebagai suatu prosedur yang berkelanjutan yang bertujuan untuk memasok suatu organisasi atau perusahaan dengan orang-orang yang tepat untuk ditempatkan pada posisi dan jabatan yang tepat pada saat organisasi memerlukannya.

Tugas, Tanggung Jawab dan Peran HRD dalam perusahaan antara lain :

1.      HRD bertugas melakukan persiapan dan seleksi tenaga kerja ( Preparation and Selection )


a)      Persiapan ( Preparation )

Ada dua hal yang perlu diperhatikan dalam hal melakukan persiapan, antara lain factor internal dan factor eksternal. Faktor internal dalam persiapan meliputi jumlah kebutuhan karyawan baru, struktur organisasi, departemen terkait, dan sebagainya. Sedangkan factor eksternal dalam hal persiapan meliputi hokum ketenagakerjaan, kondisi pangsa tenaga kerja, dan lain sebagainya.


b)      Rekruitmen Tenaga Kerja ( Recruitment )

Recruitment adalah sebuah proses untuk mencari calon pegawai atau karyawan yang dapat memenuhi kebutuhan SDM organisasi atau perusahaan. Dalam tahapan ini HRD perlu melakukan analisis jabatan yang ada untuk membuat deskripsi pekerjaan ( job description ) dan juga spesifikasi pekerjaan ( job specification ).


c)      Seleksi Tenaga Kerja ( Selection )

Pengertian dari seleksi tenaga kerja adalah sebuah proses yang dilakukan untuk menemukan tenaga kerja yang tepat dari sekian banyak kandidat. Tahapan yang dilakukan dalam proses seleksi tenaga kerja, yaitu melihat daftar riwayat hidup/ CV, melakukan seleksi awal berdasarkan CV pelamar, pemanggilan pelamar untuk tes interview, menguji calon karyawan dengan test tertulis, proses interview/ wawancara kerja, dan proses selanjutnya.


2.      Pengembangan dan Evaluasi Karyawan ( Development and Evaluation )

Agar tenaga kerja atau karyawan dapat berkontribusi secara maksimal terhadap perusahaan atau organisasi, maka ia harus menguasai pekerjaan yang menjadi tugas dan tanggung jawabnya. Proses pengembangan dan evaluasi karyawan dilakukan sebagai sebuah pembekalan agar tenaga kerja dapat lebih menguasai dan ahli di bidangnya, serta meningkatkan kinerja yang ada.


3.      Pemberian Kompensasi dan Proteksi pada Pegawai

Kompensasi adalah imbalan atau upah atas kontribusi kerja pegawai secara teratur dari organisasi atau perusahaan. Pemberian kompensasi harus tepat dan sesuai dengan kondisi pasar tenaga kerja yang ada pada lingkungan eksternal agar tidak menimbulkan masalah ketenagakerjaan atau kerugian pada organisasi atau perusahaan.


Fungsi HRD :

Ø  Internal : HRD yang bekerja sebagai trainer terhadap pegawai di dalam perusahaan.

Ø  Eksternal : Pegawai HRD yang memeilki konseling diluar kategori perusahaan dapat dilihat dari tingkat kemampuan dan kemauan tinggi maka kemampuan akan mengikuti.


Seseorang HRD yang dapat dikatakan Baik :

·         I do what you love, love what you do : dimana orang yang berhasil dan dapat dikatakan baik dalam bidang HRDnya apabila ia melakukan pekerjaan atau kegiatan dengan cinta, dan ia mencintai kegiatan atau pekerjaan yang ia lakukan.


·         Gratefull : Tidak mudah menyerah , seseorang berhasil dalam pekerjaan karena ia tidak mudah menyerah dan terus berusahadengan semua masalah dan hambatan yang ada.


·         Healthy Live : bersyukur akan semua yang didapatkan dan selalu menerima apa yang telah ia lakukakan, karena ada pepatah bilang apa yang kamu tanam maka itu yang akan kamu dapatkan.


·         Integritas : orang yang berhasil dalam HRD adalah orang yang dapat berbicara dan dapat menerpakan perkataannya dengan perbuatan, tidak hanya itu ia juga dapat mengontrol pribadinya dengan norma-norma lingkngan yang ada.


·         Social Skill : kemampuan berhubungan dengan orang lain denngan baik dan dapat bergabung dengan berbagai kalangan dan golongan.


·         Dream and Think Big : bermimpi dan berpikir besar dimana setiap orang dapat bermimpi dan meluangkan pemikiran yang besar dan berkembang untuk perusahaan dan organisasi yang mereka naungi.


·         Confidence : kepercayaan diri mampu meningkatkan hasil yang maksimal.


·         On Time : tepat waktu, dengan kamu selalu disiplin untuk tepat waktu secara tidak sadar kamu merhargai dirimu dan orang lain.


·         Open Minded : berpikiran terbuka dan selalu mengikuti semua perubahan positif yang ada.


·         Respect : menghargai, menghormati dan peka akan suatu perubahan yang ada pada lingkungan sekeliling kita.


·         Never Give Up : jangan mudah putus asa.


·         Just Perfom : lakukan semaksimal mungkin dan berikan yang terbaik.


Tugas terpenting kepala HRD adalah :

Ø  Developing People yaitu pengembangan kemampuan pegawai dalam potensi kerja.

Ø  Dapat menyelesaikan masalah denngan 4 tahapan yaitu :

1)      Obeservasi

2)      Empati

3)      Berdialog

4)      Intropeksi


Ø  Meningkatkan kecerdasan, dimana kepala HRD selain dalam mengembangkan potensi pegawai ia wajib meningkatkan kecerdasan pegawai yang ia miliki.


Dalam HRD, pengembangannya lenih terpaku dalam mengembangkan intangibles dibandingkan tangibles, mengapa demikian?

·         Karena intangibles adalah aset yang tidak pernah habis dan dpat selalu dikembangkan kapanpun, dimanapun dan bagaimanapun. Dan dalam intangibles juga dapat dilakukan pengembangan secara keseluruhan dari basic hingga kemampuan yang telah handal.
Sumber :

- Young on Top (Billy Boen, Andy F. Noya)

PRODUKSI

PRODUKSI

Menurut Wikipedia, Produksi merupakan suatu kegiatan yang dikerjakan untuk menambah nilai guna suatu benda atau menciptakan benda baru sehingga lebih bermanfaat dalam memenuhi kebutuhan. Kegiatan menambah daya guna suatu benda tanpa mengubah bentuknya dinamakan produksi jasa. Sedangkan kegiatan menambah daya guna suatu benda dengan mengubah sifat dan bentuknya dinamakan produksi barang.
Produksi bertujuan untuk memenuhi kebutuhan manusia untuk mencapai kemakmuran. Kemakmuran dapat tercapai jika tersedia barang dan jasa dalam jumlah yang mencukupi. Orang atau perusahaan yang menjalankan suatu proses produksi disebut Produsen.
Di dalam kegiatan produksi pasti ada modal. Modal adalah semua alat yang dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan barang dan jasa, dengan imbalan berupa bunga modal kepada pemodal. Modal dibagi 4, yaitu :
- Modal tetap.
- Modal lancar.
- Modal sendiri.
- Modal asing
Modal tetap adalah modal yang memberikan jasa untuk proses produksi dalam waktu lama, atau lebih dari satu kali putaran proses produksi.
Modal lancar adalah modal yang memberikan jasa hanya sekali dalam proses produksi. Modal ini sekali dipakai dalam proses produksi, kemudian berubah sifat atau wujudnya menjadi barang lain.
Modal sendiri adalah modal yang diserahkan pemilik modal kepada badan usaha. Laba yang diperoleh dan tidak atau belum diserahkan kepada pemilik modal, dengan sendirinya digolongkan sebagai modal sendiri.
Modal asing adalah modal yang diberikan oleh orang-orang atau badan-badan lain kepada suatu badan usaha sebagai pinjamn.
Faktor-faktor Produksi :
1. Alam.
2. Tenaga kerja.
3. Modal.
4. Kewirausahaan. Sektor-sektor produksi :
- Primer.
- Sekunder.
- Tersier.
- Publik.
- Swasta.
- Konsumsi.
- Investasi.



·        Pengertian

Produksi adalah semua kegiatan untuk menciptakan dan menambah kegunaan suatu barang atau jasa, dengan memanfaatkan faktor-faktor produksi yang tersedia.

·        Proses Produksi
  
Yaitu cara, metode atau teknik untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu barang/jasa dengan menggunakan factor-faktor produksi yang ada


·        Manajemen produksi

Adalah kegiatan untuk mengatur agar dapat menciptakan dan menambah kegunaan suatu barang atau jasa. Untuk mengatur ini perlu dibuat keputusan-keputusan yang berhubungan dengan usaha-usaha untuk mencapai tujuan agar barang atau jasa yang akan dihasilakan sesuai dengan direncanakan.

Pengendalian Produksi

Tahap-tahap dalam pengendalian produksi :

1.    Planning
Yaitu untuk menentukan produk apa dan beberapa banyak akan diproduksikan dan direncanakan seluruh kegiatan produksi mulai saat masuknya bahan-bahan mentah sampai produk selesai dibuat.

2.    Routing
Merupakan urutan penyelesaian pekerjaan dari bahan mentah sampai produk selesai. Dan tujuan Routing adalah untuk memperkecil adanya kesalahan dalam proses produksi.

3.    Scheduling
Yaitu penentuan kapan suatu pekerjaan harus dimulai dan kapan harus selesai.

4.   Dispatching
Merupakan perintah untuk mulai bekerja kepada para pekerja




5.   Follow Up
Merupakan tindak lanjut dalam urutan proses produksi untuk menjaga agar Routing, Scduling dan Dispatching sesuai rencana serta untuk menghindari kegagalan proses produksi


§  Dengan pengendalian produksi diperoleh keuntungan- keuntungan :
1.    membantu tercapainya operasi produksi secara efesien dari perusahaan
2.    lebih menyederhanakan prosedur pekerjaan
3.    mempertinggi modal pekerja karena mereka bekerja secara jelas dengan disertai pengendalian


MARKETING (PEMASARAN)

MARKETING DALAM BISNIS

Menurut Wikipedia Pemasaran (bahasa Inggris: marketing) adalah aktivitas, serangkaian institusi, dan proses menciptakan, mengomunikasikan, menyampaikan, dan mempertukarkan tawaran yang bernilai bagi pelanggan, klien, mitra, dan masyarakat umum.[1]
Pemasaran dimulai dengan pemenuhan kebutuhan manusia yang kemudian bertumbuh menjadi keinginan manusia. Contohnya, seorang manusia membutuhkan air dalam memenuhi kebutuhan dahaganya. Jika ada segelas air maka kebutuhan dahaganya akan terpenuhi. Namun manusia tidak hanya ingin memenuhi kebutuhannya namun juga ingin memenuhi keinginannya yaitu misalnya segelas air merek Aqua yang bersih dan mudah dibawa. Maka manusia ini memilih Aqua botol yang sesuai dengan kebutuhan dalam dahaga dan sesuai dengan keinginannya yang juga mudah dibawa.
Proses dalam pemenuhan kebutuhan dan keinginan manusia inilah yang menjadi konsep pemasaran. Mulai dari pemenuhan produk (product), penetapan harga (price), pengiriman barang (place), dan mempromosikan barang (promotion). Seseorang yang bekerja dibidang pemasaran disebut pemasar. Pemasar ini sebaiknya memiliki pengetahuan dalam konsep dan prinsip pemasaran agar kegiatan pemasaran dapat tercapai sesuai dengan kebutuhan dan keinginan manusia terutama pihak konsumen yang dituju.

Fungsi Marketing dalam Perusahaan

Marketing merupakan salah satu bagian dari perusahaan yang memiliki peran penting dalam menentukan kemajuan perusahaan tersebut. Sebab, bidang ini memiliki fungsi untuk menghasilkan pemasukan bagi perusahaan. semakin besar pemasukan yang berhasil dicapai, maka perusahaan akan makin berkembang. Dan demikian pula sebaliknya.
Meski demikian, bidang marketing ini tidak bisa berdiri sendiri dalam sebuah perusahaan. Setiap aktivitas yang dilakukan divisi ini, memiliki hubungan dan keterkaitan dengan setiap bagian dalam perusahaan. Seperti bagian produksi, sumber daya manusia, riset dan pengembangan dan terlebih dengan bagian keuangan.
Tanpa hubungan yang selaras dengan semua bagian tersebut, maka divisi marketing tidak akan bisa menjalankan fungsi sebagaimana mestinya. Dengan bagian produksi, bagian marketing memiliki kebutuhan untuk mengenal karaktes produk yang pasti sangat dikuasai oleh bagian produksi. Dan tugas dari divisi marketing adalah menyampaikan karakteristik produk tersebut kepada masyarakat.
Ada beberapa cabang yang menjadi bagian dari marketing. Beberapa cabang tersebut seperti bidang sales, promosi dan juga komunikasi pemasaran. Ini yang perlu dipahami, karena di masyarakat pada saat ini banyak yang rancu mengenai pemahaman antara marketing dan sales. Padahal, kedua hal tersebut pada dasarnya berbeda, meski pun masih dalam satu lini sistem.
Fungsi Marketing dalam Perusahaan
Setiap bagian dalam perusahaan, memiliki fungsi sendiri-sendiri. Meski secara umum, tujuan setiap bagian tersebut adalah untuk membawa kemajuan perusahaan. Namun secara spesifik, ada fungsi yang harus dicapai oleh masing-masing bagian tersebut.
Untuk fungsi marketing sendiri, ada beberapa hal yang menjadi fungsi bagian tersebut. Beberapa fungsi divisi marketing di antaranya adalah :
1.                   Sebagai bagian yang memperkenalkan perusahaan kepada masyarakat, melalui produk yang dibuat oleh perusahaan tersebut. Peran ini disebut sebagai peran promosi.
2.                   Marketing bertugas menghasilkan pemasukan bagi perusahaan dengan cara menjual produk perusahaan tersebut. Peran ini adalah salah satu dari fungsi marketing di bidang sales.
3.                   Divisi marketing berperan menjalin hubungan baik dengan pelanggan dan masyarakat serta menjadi jembatan antara perusahaan dan lingkungan eksternal. Hal ini dilakukan sebagai perwujudan konsep marketing communication.
4.                   Marketing memiliki tugas untuk menyerap informasi dan menyampaikan kepada perusahaan tentang segala sesuatu yang bermanfaat untuk mendukung peningkatan kualitas dan penjualan produk. Hal ini adalah peran marketing di bidang riset dan pengembangan.



"HIGH RISK, HIGH RETURN" DALAM BISNIS

“HIGH PROFIT (RETURN), HIGH RISK”

Risk (Risiko)
Risiko dapat dikatakan sebagai suatu peluang terjadinya kerugian atau kehancuran. Lebih luas, risiko dapat diartikan sebagai kemungkinan terjadinya hasil yang tidak diinginkan atau berlawanan dari yang diinginkan. Dalam industri keuangan pada umumnya, terdapat suatu jargon “high risk bring about high return”, artinya jika ingin memperoleh hasil yang lebih besar, akan dihadapkan pada risiko yang lebih besar pula. Contohnya dalam investasi saham. Volatilitas atau pergerakan naik-turun harga saham secara tajam akan membuka peluang untuk memperoleh hasil yang lebih besar, namun sebaliknya, jika harga bergerak ke arah yang berlawanan, maka kerugian yang akan ditanggung sangat besar.
Menurut Ricky W. Griffin dan Ronald Ebert, risiko adalah uncertainty about future event, adapun Joel G.Siegel dan Jae K.Sim mendefinisikan risiko pada 3 hal:
1. Keadaan yang mengarah kepada sekumpulan hasil khusus dimana hasilnya dapat diperoleh dengan kemungkinan yang telah diketahui oleh pengambilan keputusan
2. Variasi dalam keuntungan penjualan atau variabel keuangan lainnya
3. Kemungkinan dari sebuah masalah keuangan yang mempengaruhi kinerja operasi perusahaan atau posisi keuangan
David K. Eiteman, Arthur I Stonehill dan Michael H. Moffet mengatakan bahwa risiko dasar adalah the mismatching of interest rate bases for associated assets and liabilities. Sehingga secara umum risiko dapat ditangkap sebagai bentuk keadaan ketidakpastian tentang suatu keadaan yang akan terjadi nantinya dengan keputusan yang diambil berdasarkan suatu pertimbangan. Menurut salah satu definisi, risiko (risk) adalah sama dengan ketidakpastian (uncertainty). Secara umum risiko dapat diartikan sebagai suatu keadaan yang dihadapi seseorang atau perusahaan dimana terdapat kemungkinan yang merugikan.
Risiko investasi dapat diartikan sebagai kemungkinan terjadinya perbedaan antara actual return dan expected return, sehingga setiap investor dalam mengambil keputusan investasi harus selalu berusaha meminimalisasi berbagai risiko yang timbul, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Setiap perubahan kondisi ekonomi baik mikro ataupun makro akan mendorong investor untuk melakukan strategi yang harus diterapkan untuk tetap memperoleh return
.

Return (Tingkat Pengembalian)
Return atau pengembalian adalah keuntungan yang diperoleh perusahaan, individu dan institusi dari hasil kebijakan investasi yang dilakukan. Menurut R. J. Shook, return merupakan laba investasi, baik melalui bunga atau deviden.
Beberapa pengertian return yang lain :
• Return on equity atau imbal hasil atas ekuitas merupakan pendapatan bersih dibagi ekuitas pemegang saham.
• Return of capital atau imbal hasil atas modal merupakan pembayaran kas yang tidak kena pajak kepada pemegang saham yang mewakili imbal hasil modal yang diinvestasikan dan bukan distribusi deviden. Investor mengurangi biaya investasi dengan jumlah pembayaran.
• Return on investment atau imbal hasil atas investasi merupakan membagi pendapatan sebelum pajak terhadap investasi untuk memperoleh angka yang mencerminkan hubungan antara investasi dan laba.
• Return on invested capital atau imbal hasil atas modal investasi merupakan pendapatan bersih dan pengeluaran bunga perusahaan dibagi total kapitalisasi perusahaan.
• Return realisasi merupakan return yang telah terjadi.
• Return on network atau imbal hasil atas kekayaan bersih merupakan pemegang saham yang dapat menentukan imbal hasilnya dengan membandingkan laba bersih setelah pajak dengan kekayaan bersihnya.
• Return on sales atau imbal hasil atas penjualannya merupakan untuk menentukan efisiensi operasi perusahaan, seseorang dapat membandingkan presentase penjualan bersihnya yang mencerminkan laba sebelun pajak terhadap variable yang sama dari periode sebelumnya.
• Return ekspektasi merupakan return yang diharapkan akan diperoleh oleh investor di masa mendatang.
• Total return merupakan return keseluruhan dari suatu investasi dalam suatu periode tertentu.
• Return realisasi portofolio merupakan rata-rata tertimbang dari return-return realisasi masing-masing sekuritas tunggal di dalam portofolio tersebut.
• Return ekspektasi portofolio merupakan rata-rata tertimbang dari return-return ekspektasi masing-masing sekuritas tunggal di dalam portofolio.

Hubungan Pengertian Risiko dan Tingkat Pengembalian
Risk and return adalah kondisi yang dialami oleh perusahaan, institusi, dan individu dalam keputusan investasi yaitu, baik kerugian maupun keuntungan dalam suatu periode akuntansi. Hubungan antara risiko dengan tingkat pengembalian adalah:
- Bersifat linear atau searah
- Semakin tinggi tingkat pengembalian maka semakin tinggi pula risiko
- Semakin besar asset yang kita tempatkan dalam keputusan investasi maka semakin besar pula risiko yang timbul dari investasi tersebut.
- Kondisi linear hanya mungkin terjadi pada pasar yang bersifat normal.


Sumber – Sumber Risiko
Menurut Eduardus Tandelilin, sumber-sumber risiko adalah :
• Risiko suku bunga. Naik turunnya suku bunga perbankan akan mempengaruhi keputusan publik dalam menetapkan keputusannya. Jika suku bunga naik maka publik akan menyimpan dananya di bank seperti dalam bentuk deposito, namun jika turun maka publik akan menggunakan dananya untuk membeli saham.
• Risiko pasar. Kondisi risiko pasar dapat dilihat pada saat fluktuasi pasar, krisis moneter, dan resesi ekonomi.
• Risiko Inflasi. Saat inflasi daya beli masyarakat turun, sedangkan saat normal daya beli masyarakat naik.
• Risiko Bisnis.
• Risiko Finansial.
• Risiko Likuiditas.
• Risiko Nilai tukar mata uang
• Risiko Negara. Berkaitan dengan keadaan politik.

SEGMENTASI PASAR DALAM BISNIS


SEGMENTASI PASAR DALAM BISNIS

Pasar dalam dunia bisnis merupakan suatu komponen utama yang harus sangat diperhatikan oleh perusahaan atau pelaku usaha lainnya. Pasar terbagi atas beberapa jenis dan macam diantaranya yang sering dibahas adalah pasar konsumen dan pasar bisnis.

            Pengertian segmentasi pasar
Segmentasi pasar adalah pengelompokkan pasar menjadi kelompok-kelompok konsumen yang homogen, dimana tiap kelompok (bagian) dapat dpilih sebagai pasar yang dituju (ditargetkan) untuk pemasaran suatu produk. Agar segmentasi pasar atau pengelompokkan pasar dapat berjalan dengan efektif maka harus memenuhi syarat-syarat pengelompokkan pasar sebagai berikut : 
1. Measurability, yaitu ciri-ciri atau sifat-sifat tertentu pembeli harus dapat diukur atau dapat didekati.
 
2. Accessibility, yaitu suatu keadaan dimana perusahaan dapat secara efektif memusatkan (mengarahkan) usaha pemasarannya pada segmen yang telah dipilih.
 
3. Substantiability, yaitu segmen pasar harus cukup besar atau cukup menguntungkan untuk dapat dipertimbangkan program-program pemasarannya.
3. Substantiability, yaitu segmen pasar harus cukup besar atau cukup menguntungkan untuk dapat dipertimbangkan program-program pemasarannya.

            Pengertian pasar konsumen dan pengertian pasar bisnis
Pasar konsumen adalah sekelompok pembeli yang melakukan pembelian suatu barang untuk dikonsumsikan dan bukan untuk dijual atau diproses lebih lanjut. Kelompok ini pada umumnya terdiri dari pembeli individual/pembeli rumah tangga (non bisnis).

Sedangkan pasar bisnis adalah pembeli yang melakukan pembelian suatu barang untuk dipergunakan dalam memproduksi produk atau dengan tujuan dijual lagi atau disewakan kepada pihak lain dengan mengambil keuntungan. Kelompok ini pada umumnya terdiri dari perusahaan atau organisasi yang berorientasi profit (bisnis).

Manfaat dan Kelemahan Segmentasi

Banyaknya perusahaan yang melakukan segmentasi pasar atas dasar pengelompokkan variabel tertentu. Dengan menggolongkan atau mensegmentasikan pasar seperti itu, dapat dikatakan bahwa secara umum perusahaan mempunyai motivasi untuk mempertahankan dan meningkatkan tingkat penjualan dan yang lebih penting lagi agar operasi perusahaan dalam jangka panjang dapat berkelanjutan dan kompetitif (Porter, 1991).
Manfaat yang lain dengan dilakukannya segmentasi pasar, antara lain:
1. Perusahaan akan dapat mendeteksi secara dini dan tepat mengenai kecenderungan-kecenderungan dalam pasar yang senantiasa berubah.
2. Dapat mendesign produk yang benar-benar sesuai dengan permintaan pasar.
3. Dapat menentukan kampanye dan periklanan yang paling efektif.
4. Dapat mengarahkan dana promosi yang tersedia melalui media yang tepat bagi segmen yang diperkirakan akan menghasilkan keuntungan yang lebih besar.
5. Dapat digunakan untuk mengukur usaha promosi sesuai dengan masa atau periode-periode dimana reaksi pasar cukup besar.
Gitosudarmo (2000) menambahkan manfaat segmentasi pasar ini, sebagai berikut:
1. Dapat membedakan antara segmen yang satu dengan segmen lainnya.
2. Dapat digunakan untuk mengetahui sifat masing-masing segmen.
3. Dapat digunakan untuk mencari segmen mana yang potensinya paling besar.
4. Dapat digunakan untuk memilih segmen mana yang akan dijadikan pasar sasaran.
Sekalipun tindakan segmentasi memiliki sederetan keuntungan dan manfaat, namun juga mengandung sejumlah resiko yang sekaligus merupakan kelemahan-kelemahan dari tindakan segmentasi itu sendiri, antara lain:
1. Biaya produksi akan lebih tinggi, karena jangka waktu proses produksi lebih pendek.
2. Biaya penelitian/ riset pasar akan bertambah searah dengan banyaknya ragam dan macam segmen pasar yang ditetapkan.
3. Biaya promosi akan menjadi lebih tinggi, ketika sejumlah media tidak menyediakan diskon.
4. Kemungkinan akan menghadapi pesaing yang membidik segmen serupa.
Bahkan mungkin akan terjadi persaingan yang tidak sehat, misalnya kanibalisme sesama produsen untuk produk dan segmen yang sama.

Hal-hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Melakukan Segmentasi

Pengusaha yang melakukan segmentasi pasar akan berusaha mengelompokkan konsumen kedalam beberapa segmen yang secara relatif memiliki sifat-sifat homogen dan kemudian memperlakukan masing-masing segmen dengan cara atau pelayanan yang berbeda.
Seberapa jauh pengelompokkan itu harus dilakukan, nampaknya banyak faktor yang terlebih dahulu perlu dicermati. Faktor-faktor tersebut antara lain sebagai berikut:
1. Variabel-Variabel Segmentasi
Sebagaimana diketahui bahwa konsumen memiliki berbagai dimensi yang dapat digunakan sebagai dasar untuk melakukan segmentasi pasar. Penggunaan dasar segmentasi yang tepat dan berdaya guna akan lebih dapat menjamin keberhasilan suatu rencana strategis pemasaran. Salah satu dimensi yang dipandang memiliki peranan utama dalam menentukan segmentasi pasar adalah variabel-variabel yang terkandung dalam segmentasi itu sendiri, dan oleh sebab ituperlu dipelajari.
Dalam hubungan ini Kotler (1995) mengklasifikasikan jenis-jenis variabel segmentasi sebagai berikut:
1.Segmentasi Geografi
Segmentasi ini membagi pasar menjadi unit-unit geografi yang berbeda, seperti negara, propinsi, kabupaten, kota, wilayah, daerah atau kawasan. Jadi dengan segmentasi ini, pemasar memperoleh kepastian kemana atau dimana produk ini harus dipasarkan.
2. Segmentasi Demografi
Segmentasi ini memberikan gambaran bagi pemasar kepada siapa produk ini harus ditawarkan. Jawaban atas pertanyaan kepada siapa dapat berkonotasi pada umur, jenis kelamin, jumlah anggota keluarga, siklus kehidupan keluarga seperti anak-anak, remaja, dewasa, kawin/ belum kawin, keluarga muda dengan satu anak, keluarga dengan dua anak, keluarga yang anak-anaknya sudah bekerja dan seterusnya. Dapat pula berkonotasi pada tingkat penghasilan, pendidikan, jenis pekerjaan, pengalaman, agama dan keturunan
misalnya: Jawa, Madura, Bali, Manado, Cina dan sebagainya.
3. Segmentasi Psikografi
Pada segmentasi ini pembeli dibagi menjadi kelompok-kelompok berdasarkan:
a. Status sosial, misalnya: pemimpin masyarakat, pendidik, golongan elite, golongan menengah, golongan rendah.
b. Gaya hidup misalnya: modern, tradisional, kuno, boros, hemat, mewah dan sebagainya.
c. Kepribadian, misalnya: penggemar, pecandu atau pemerhati suatu produk.
4. Segmentasi Tingkah Laku
 Segmentasi tingkah laku mengelompokkan pembeli berdasarkan pada pengetahuan, sikap, penggunaan atau reaksi mereka terhadap suatu produk. Banyak pemasar yakin bahwa variabel tingkah laku merupakan awal paling baik untuk membentuk segmen pasar.


STUDI KELAYAKAN BANDING DALAM BISNIS

STUDI KELAYAKAN DALAM BISNIS

Studi kelayakan sangat diperlukan oleh banyak kalangan, khususnya terutama bagi para investor yang selaku pemrakarsa, bank selaku pemberi kredit, dan pemerintah yang memberikan fasilitas tata peraturan hukum dan perundang-undangan, yang tentunya kepentingan semuanya itu berbeda satu sama lainya. Investor berkepentingan dalam rangka untuk mengetahui tingkat keuntungan dari investasi, bank berkepentingan untuk mengetahui tingkat keamanan kredit yang diberikan dan kelancaran pengembaliannya, pemerintah lebih menitik-beratkan manfaat dari investasi tersebut secara makro baik bagi perekonomian, pemerataan kesempatan kerja, dll. Jadi pengertian studi kelayakan peroyek atau bisnis adalah penelitihan yang menyangkut berbagai aspek baik itu dari aspek hukum, sosial ekonomi dan budaya, aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis dan teknologi sampai dengan aspek manajemen dan keuangannya, dimana itu semua digunakan untuk dasar penelitian studi kelayakan dan hasilnya digunakan untuk mengambil keputusan apakah suatu proyek atau bisnis dapat dikerjakan atau ditunda dan bahkan ditadak dijalankan.
Studi kelayakan merupakan gambaran kegiatan usaha yang direncanakan, sesuai dengan kondisi, potensi serta peluang yang tersedia dari berbagai aspek. Dengan demikian dalam menyusun sebuah studi kelayakan bisnis harus meliputi sekurang kuranya aspek- aspek sebagai berikut:
a.Aspek pasar dan pemasaran
b.Aspek teknis dan teknologis
c.Aspek organisasi dan manajemen
d.Aspek ekonomi dan keuangan
                Pengertian Studi Kelayakan Bisnis menurut Kasmir dan Jakfar (2003) adalah suatu kegiatan yang mempelajari secara mendalam tentang suatu kegiatan atau usaha yang akan dijalankan, untuk menentukan layak atau tidaknya suatu bisnis dijalankan.tujuan utama dilakukan studi kelaykan bisnis ini tentunya yang akan berdiri bisa berjalan sesuai harapan baik dalam jangka pendek atau panjang serta untuk mengukur seberapa besar potensi usaha tersebut baik dalam situasi mendukung maupun situasi yang tidak mendukung.
                Pengertian Studi kelayakan proyek adalah suatu kegiatan sementara yang berlangsung dalam  jangka waktu terbatas dengan alokasi sumber daya tertentu dan dimaksudkan untuk melaksanakan tugas yang sasarannya telah digariskan dengan jelas. Misalnya: membangun pabrik, membuat produk baru atau mengikuti pameran perdagangan.
Ciri-ciri profil proyek:                                                
1.Memiliki tujuan yang khusus, produk akhir, atau hasil kerja akhir
2.Biaya, jadwal kerja, sumber daya, criteria mutu yang diperlukan telah ditentukan
3.Kegiatan bersifat sementara, dalam arti umurnya dibatasi selesainya tugas. Titik awal dan akhir kegiatan-kehiatan telah ditentukan dengan jelas.
4.Kegiatanbersifat tidak rutin, tidak berulang-ulang. Jenis dan intensitas kegiatan berubah hanya sepajang proyek berlangsung.
                Perbedaan antara studi kelayakan bisnis dengan studi kelayakan proyek: Studi kelayakan bisnis merupakan penelitian terhadap rencana bisnis yang tidak hanyamenganalisis layak atau tidak layak bisnis dibangun, tetapi juga saat dioperasionalkan secara rutin dalam rangka pencapaian keuntungan yang maksimal untuk waktu yang tidak ditentukan. Misalnya: pelancaran produk baru. Sedangkan studi kelayakan proyek merupakan penelitian tentang layak atau tidaknya suatu proyek dibangun untuk jangka waktu tertentu.